Fisika kuantum ada di sekitar kita. Kepingan CD yang kita pakai untuk mendengarkan lagu-lagu atau film-film favorit kita, kereta api supercepat di dunia, sel surya pada kalkulator kita, daun - daun hijau yang sedang melakukan fotosintesis di taman api, api unggun yang dibuat oleh anak - anak pramuka, lampu gas argon berwarna putih yang dipakai di rumah - rumah, dan segala sesuatu yang kita lihat dalam kehidupan nyata yang tidak kita sadari dari mana benda itu bisa tercipta.

Fisika kuantum menjadi jembatan bagi kita untuk melihat dunia nyata yang tak kasat oleh mata. Dunia yang sangat kecil sekali, dunia atom, dunia yang penuh ketidakpastian dan probabilistik. Atom yang tak satu pun manusia di dunia ini mampu melihatnya, namun telah diimani oleh sebagian besar manusia di dunia. Mekanika kuantum berbeda dengan mata yang hanya memproyeksikan cahaya lalu membiarkan otak mempersepsikannya. Walaupun mekanika kuantum bisa dikatakan "indra keenam" kita untuk dapat merasakan, melihat, dan hidup dalam dunia atom yang tak kasat mata, tapi mekanika kuantum lebih mengajak kita untuk bermakrifat pada kaidah - kaidah matematika.